ANAMBAS??? Dimana ya Anambas? mungkin itu kata yang pertama saya katakan ketika mendengar kata Anambas, ternyata sebuah Kabupaten Kepulauan di Provinsi Riau,
Sebuah perjalanan yang sangat kompleks menuju sebuah kepulauan di Indonesia bagian barat, Anambas kepulauan Riau, mungkin kami menyebutnya perjalan TNI, melewati perjalanan darat, udara,dan laut. Semua kita libas demi sampai menuju anambas. 3 jam dari bandung menuju jakarta, terbang 1 jam 20 menit menuju batam, 20 menit perjalanan darat dari batam menuju pelabuhan tanjung punggur, 1 jam 15 menit menuju tanjung pinang dengan speedboat (marina), 30 menit menuju bandara raja ali syahbana tanjung pinang, terbang kembali menuju matak dengan penerbangan perintis selama 1 jam 15 menit dan tiba di bandara sebuah perusahaan minyak terkenal, lanjut dengan perjalanan darat 30 menit menuju pelabuhan matak, dan perjalanan terakhir menggunakan speedboat lagi menuju anambas selama 45 menit, dan akhirnya saudara-saudara sampai ke tempat tujuan, Tarempa,Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
Selamat datang Anambas
Daerah yang entah kenapa membuat saya senang dan gembira karena ini tempat baru yg saya datangi pastinya, dan karena mungkin seperti saya bernostalgia kembali ke tempat saya di besarkan di daerah riau, daerah yg sangat memiliki ciri khas, sangat berbeda dengan daerah lain, ga nyangka saya disini bertemu dengan “om idrus”
- Lama tak jumpa
salah satu teman bapak saya, yg dulupun dekat dengan saya, ternyata sekarang dia kerja di Anambas.
Wow ternyata Anambas keren!!! Daerah kepulauan dengan pulau pulau kecil yang sangat indah, perairan sangat menakjubkan, ternyata ada ya daerah ini..daerah yang belum pernah saya dengar sebelumnya, ternyata sangat indah, luar biasa memang potens bahari negeriku Indonesia.
Pastinya kalau udah datang ketempat kayagini, tempat dengan potensi laut yang sangat indah, sayang banget kalau ngelewatin yang namanya DIVING…
Anambas punya
Hari pertama di anambas cuaca buruk, hujan angin di pagi hari,
Tarempa pagi disaat hujan
berdoa untuk rencana hari pertama melakukan penyelaman semoga dapat berjalan lancar, tetapi walau cuaca semakin baik, namun kami mengalami kendala, boat yang akan kami gunakan berukuran sangat besar sulit untuk bermanufer pada saat membawa orang diving, alternatifnya speedboat, mungkin ini boat yang lumayan banyak juga digunakan oleh masyarakat di daerah sana, tapi disini bahan bakar bensin sedang menjadi masalah, pasokan bensin sangat sulit untuk dicari,apalagi untuk kegiatan seperti ini. Cukup miris, ternyata keperihan daerah pulau terluar Indonesia sedikit terasa disini, semoga orang-orang diatas sana bisa mengetahui hal ini dan tidak hanya sekedar tau, tapi bertindak untuk menanggulangi permasalahan ini.
Hari kedua akhirnya bisa mulai diving, selat ransang menjadi spot diving pertama yang kami selami, penyelaman ke dua kami lakukan di tempat yg guidenya pun lupa dengan nama daerah itu,haha.. hari ketiga kami melakukan penyelaman di daerah karang sengka, yang dimana daerah ini secara kasat mata sulit di jumpai, karena daerah ini merupakan daerah karang dalam sehingga hanya orang yg pernah ketempat itu lah yg tau bahwa tempat itu merupakan spot diving, untungnya kami kenal dengan satu-satunya dm lokal anambas, yaitu pak iyus. Dia mungkin hanya satu-satunya orang asli anambas yang mengerti dan paham dengan diving, dari hal ini dapat dilihat bahwa dengan potensi pulau-pulau kecil di anambas yang sangat banyak, belum dapat dimanfaatkan dengan baik untuk wisata diving, masih kurang SDM yang berpotensi di bidang pariwisata, khususnya wisata selam.hari ketiga kami turun di teliban dan karang sengka.
Anambas Okeyy
Dive Karang Sengka
Hari keempat kami bergerak ke daerah penjalin, sangat menarik di daerah sini, pulau-pulau kecil dengan bebatuan yang sangat indah diatasnya sangat menggambarkan ciri khas pulau-pulau di provinsi kepulauan riau, ada sebuah batu yang dinamakan batu gantung karena batu ini terlihat seperti batu yang hanya sedikit saja bergantung pada batu lain dan kemungkinan banyak orang berfikiran bahwa hanya dengan disentuh sedikit sajapun batu itu akan jatuh..
Penyelaman hari keempat kami turun tiga kali penyelaman, pertama di penjalin, kemudian karang tengah penjalin, dan terakhir di karang tengah 2 penjalin, ini mungkin penyelaman yang sangat berkesan bagi kami selama menyelam 6 hari di beberapa lokasi di kepulauan anambas, tepatnya yaitu di lokasi karang tengah penjalin, pada penyelaman ini entah apa penyebabnya, dengan kondisi spot diving sangat menarik, dengan visibility yang sangat baik sekitar 35m dan dengan kondisi terumbu karang yang masih terjaga, disini saya ketika menyelam merasakan adanya aura tersendiri yang berbeda di daerah ini, sangat bagus kondisi daerah ini, sangat kami rekomendasikan sebagai salah satu spot diving yang baik di kepulauan anambas. Ketika muncul di permukaan, salah satu instruktur saya pun mengatakan bahwa disini memang sangat baik untuk penyelaman, “seperti berada di wilayah kerajaan bahwa laut katanya” memang yang saya rasakan pun seperti itu, banyak karang-karang massive yang berbentuk stupa, mungkin itu salah satu kita menyebutnya sebagi kerajaan bawah laut.
dan sayapun beberapakali menyebut Anambas keren!! Anambas keren!
Hari kelima kami turun di daerah tokong berlatar, tongkan, piugus, secara kasat mata hampir di beberapa lokasi penyelaman di kepulauan anambas, kondisi terumbu karang merupakan daerah yang pernah terkena perusakan terumbu karang oleh bom, sangat terlihat jelas bekas-bekas pengeboman, beberapa daerah kubangan akibat bom di sangat terlihat jelas, patahan- patahan karang mati masi banyak terlihat, tetapi tampaknya sekarang-sekarang ini masyarakat telah mulai sadar dan sedikit mengurangi pengeboman di daerah terumbu karang, kondisi terumbu karang di daerah kepulauan anambas sudah mengalami recovery atau pertumbuhan karang karang baru di sekitar wilayah terumbu karang
hari keenam dan hari ketujuh memberikan pengalaman yang menarik pula bagi saya dan rekan-rekan yang lain, 2 hari ini kami akan terus berada di laut, mungkin sebutan kerennya life a bord, karena hari-hari terakhir ini kami akan melakukan penyelaman di daerah yang berada cukup jauh dari home base kami di pulau Tarempa, yaitu kami akan melakukan penyelaman di daerah teloyan, pulau ujung dan telaga pada hari kelima serta di daerah mangkai pada hari keenam.
Dengan kapal kayu yang dikemudikan oleh sang kapten dan abknya yang sangat akrab dengan kami, kami mulai berangkat dari tarempa dengan cuaca yg sedikit meragukan kami, gerimis, mendung, dan angin yang cukup kencang, namun beberapa waktu cuaca berubah membaik, dan sang kapten menyataka “okey kita jadi brangkat” , kerjasama dan kekeluargan antara kapten, abk, guide dari disbudpar, dm lokal, serta kami para penyelam sangat terasa disini, karean ini juga hari-hari terkahir kami survey di anambas, yang sangat berkesan adalah sang abk, sebutan kami “simpatu” kepada dia, karena awalnya salah satu tim kami pada saat itu menanyakan apakah ada sinyal dipulau ini?ketika malam kami sedang istirahat didekat sebuah bagan..dia menjawab, ada tapi “simpatu kartunya” mungkin tidak begitu lucu kalau hanya di ceritakan, tapi entah kenapa ini membuat saya khusus dan salah satu tim kami “Bang Miras” namanya sangat merasa lucu dengan hal itu, sosok dia yang kocak, dengan beberapa giginya yang sudah entah kemana, itu tambah membuatkami lucu, namun itu yang sangat membuat saya berkesan dan saya sangat berterimakasih kepada dia, dia yg selalu membantu kami tim penyelam pada saat sebelum dan sesudah menyelam, dan pastinya pada saat perut ini sudah memberontak ingin makan, dia pun koki kami.
Alami nan indah si penyu ini
Pengalaman ketika harus beristirahat hanya di sebuah bagan, istirahat dengan hanya beralaskan 2 papan kayu dan beratapkan sang bulan yang pada saat itu sedang terang benderang, tapi kekeluargaan kami sangat terasa di saat seperti itu. Tengah malam kami melanjutkan perjalanan, dan disaat pagi hari kami disambut di sebuah pulau dengan seekor penyu hijau yang cukup berukuran besar yang tampaknya telah bertelur pada malam harinya, danmemang anambas pun terkenal dengan masih banyaknya populasi penyu di beberapa daerah, tapi yang sangat saya sesalkan, masih kurangnya pengawasan, pengelolaan, serta perlindungan keberadaan telur-telur penyu yang dihasilkan, hampir setiap hari hasil bertelur penyu diambil dan dijual untuk berbagai kepentingan, mungkin salah satu yang saya temukan pada hari sebelumnya dan sedikit membuat saya tercengang yaitu banyaknya telur-telur penyu yang di perjual belikan disalah satu rumah makan di daerah tarempa,
- RM.PAK UBAN
- Telur penyu pun disandingkan dengan gulai ikan
mungkin harus adanya batasan- batasan pengambilan telur penyu, agar telur2 itu dapat tetap menetas pada habitat aslinya sehingga keberlanjutan populasi penyu tersebut tetap terjaga.
Selesai melakukan penyelaman di daerah mangkai,
- Dive Mangkai
selesai pula seluruh kegiatan penyelaman kami di kepulauan anambas ini, kembali kami bertolak menuju homebase di Tarempa, kami besok harus pulang meninggalkan anambas, banyak pengalaman yang saya dapat dari sini, banyak ilmu yang saya dapat dari sini.
Anambas masih banyak membutuhkan uluran tangan-tangan para peduli laut, para peduli lingkungan, pulau-pulau kecil yang sangat berpotensi, laut yang sangat luas dengan kekayaannnya yang sangat melimpah, semua perlu dan harus tetap dikelola dengan baik
Terimakasih anambas.
Posted in Uncategorized
Komentar